TENTANG
YOTOWAWA MEDIA CENTER
Komunitas yang bertujuan mulia untuk melestarikan budaya Yotowawa melalui revolusi Pendidikan dengan Teknologi Informasi. Komunitas ini dibangun dengan fondasi kuat dari komitmen beberapa generasi muda Indonesia yang bekerja secara remote. Cikal bakal berdirinya komunitas ini bermula pada tanggal 28 Oktober 2019, ketika Marthen Gabriel merefleksikan Isi Sumpah Pemuda ketiga, "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" terhadap pola generasi muda Pulau Kisar yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dengan sesama mereka dalam kesehariannya, dibanding menggunakan bahasa Meher atau bahasa Woirata, dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terhadap budaya (bahasanya) sendiri. Sejak saat itu beberapa alternatif solusi telah dia coba tawarkan kepada pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah ini, diantaranya yakni melalui sektor pendidikan.
Pendidikan dalam hal ini pembelajaran budaya Meher dan Woirata tak bisa langsung dimulai jika belum ada kepastian terkait "Pedoman Menulis dalam Bahasa Meher dan Bahasa Woirata" dari kedua budaya ini. Hal ini bermakna perlu adanya kamus dan perumusan kepastian struktur Tata Bahasa dari Bahasa Meher dan Bahasa Woirata. Tetua-tetua adat dari kedua budaya perlu membuat sebuah pedoman penulisan dan struktur tata bahasa dalam bahasa masing-masing. Sebagaimana diketahui pembelajaran bahasa dan budaya, diperlukan instrumen alat ukur yang dapat dijadikan acuan kefasihan seseorang dalam menguasai bahasa dan budaya baru, yang mana terdiri dari kemampuan Mendengar, Membaca, Menulis, dan Berbicara. Keempat indikator ini diharapkan dapat ditingkatkan dan diperkayakan bagi setiap insan generasi muda pulau Kisar.
Revolusi Pendidikan menggunakan Teknologi Informasi dengan hadirnya internet di dunia modern saat ini, sangat mempengaruhi cepatnya perkembangan sistem pendidikan di seluruh belahan dunia. Rata-rata tingkat kemelekan teknologi informasi di kalangan generasi muda pulau Kisar tergolong menengah ke atas. Partisipasi aktif setiap elemen masyarakat dalam menampung data-data yang berkaitan dengan pelestarian kebudayaan Yotowawa ini sangat dibutuhkan. Pada tanggal 5 April 2020, Marthen Gabriel didukung oleh kedua rekannya Mahmudin dan Wied Artha Pratama memutuskan untuk mengembangkan website www.yotowawa.com dan bersama dengan beberapa pemuda/i berkualitas dari pulau Kisar, membentuk komunitas Yotowawa Media Center dengan slogan Katong Yotowawa. Akhirnya pada tanggal 28 Oktober 2020, website tersebut resmi melakukan launchingnya. Pengembangan website ini diharapkan nantinya dapat menampung data, menjadi media pembelajaran, menjadi media penyiaran berita keistimewaan pulau Kisar sekaligus meningkatkan kualitas dan nilai Kisar dari aspek Budaya, Sosial, dan Ekonomi yang mana berada di dalam lingkup pendidikan, kebudayaan, dan kepariwisataan.
VISI
"Menjadi komunitas masyarakat Kisar yang berakar kuat pada budaya honoli dengan mewariskannya kepada generasi mendatang dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan agar mendorong sinergitas dalam mencari solusi demi kemajuan negeri Yotowawa Rai Daisuli."
MISI
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut, maka komunitas ini akan:
- Menyadarkan pentingnya budaya dalam mewakili identitas kepada seluruh elemen masyarakat Pulau Kisar.
- Meningkatkan rasa kepedulian terhadap permasalahan yang dialami masyarakat Kisar demi kemajuan negeri.
- Mendokumentasikan 10 objek pemajuan kebudayaan Indonesia yang diturunkan dari leluhur masyarakat Kisar.
- Mengembangkan teknologi yang mendukung upaya pelestarian budaya kepada generasi mendatang
- Menanamkan nilai keluhuran budaya honoli kepada generasi muda melalui pembelajaran budaya pada setiap jenjang pendidikan.
TUJUAN
- Meningkatkan partisipasi masyarakat Kisar dalam kegiatan budaya demi memperkuat rasa kepemilikan akan kesamaan identitas budaya.
- Memperluas kesadaran masyarakat Kisar terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar, demi mendorong upaya kolektif dalam mencari solusi akan kemajuan negeri.
- Mempromosikan kekayaan budaya Yotowawa melalui dokumentasi dan publikasi 10 objek pemajuan kebudayaan Indonesia yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Kisar.
- Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna yang mendukung upaya pelestarian budaya Pulau Kisar, agar dapat diwariskan dengan baik kepada generasi mendatang.
- Mendorong integrasi pendidikan budaya honoli ke dalam kurikulum pada setiap jenjang pendidikan di Pulau Kisar, demi mengenalkan nilai-nilai keluhuran budaya ini sejak dini kepada generasi muda.